Judul : Arti Islam
link : Arti Islam
Arti Islam
Secara istilah arti islam adalah apa yang disyaratkan oleh ayat suci ini, yakni:
“Bala man aslama wajhahu lillahi wa hua muhsinun, falahu ajruhu ‘inda robbihi wala khoufun ‘alihim wala hum yahzanuun“
yakni, muslim adalah dia yang menyerahkan segenap wujudnya di jalan
Allah taala. Yakni mewakafkan wujudnya untuk Allah taala. dan untuk
mengikuti kehendak-kehendakNya, serta untuk meraih keridhaan_Nya.
Kemudian dia berdiri teguh diatas perbuatan-perbuatan baik demi Allah
taala. Dan dia menyerahkan segenap kekuatan amaliah wujudnya di jalan
Allah. Artinya, secara akidah dan secara amalan, dia telah menjadi milik
Allah taala semata.
Secara akidah adalah demikian, yakni dia memahami segenap wujudnya
secara khakikat secagai sesuatu yang telah dicipatakan untuk mengenali
Allah taala, untuk mentaati-Nya, dan untuk meraih kecintaaan serta
keridhaan-Nya. Sedangkan secara amalan adalah demikian, yakni murni demi
Allah dia melakukan kebaikan-kebaikan hakiki yang berkaitan dengan
segenap kemampuannya dan yang berhubungan dengan segenap karunia
anugerah Allah. Namun dengan penghayatan dan pendalaman sedemikian rupa
seolah-olah pada pandangan keitaaannya dia sedang menyaksikan wajah
Saang Ma’bud haqiqi itu.
Sekarang dengan menelaah ayat-ayat tersebut diatas , setiap orang
berakal dapat memahami bahwa hakikat Islam baru dapat merasuk ke dalam
diri sesoarang apabila wajudnya diwakafkan untuk Allah taala dan untuk
jalan-Nya. Dan amanat-amanat yang dia terima dari Allah taala, dia
serahkan kembali kepada Sang Penganugerah Sejati itu. Dan tidak hanya
secara akidah saja , melainkan secara amalanpun dia memperlihatkan
seluruh bentuk Islamnya serta hakikat sempurna Islam tersebut. Yakni
seorang yang mengaku Islam membuktikan bahwa tanganya, kaki, kalbu,
otak, akalnya, pemahamannya, kemarahannya, rasa kasihnya , kelembutan
hatinya, ilmunya, segenap kekuatan rohani dan jasmani yang ia miliki,
kehormatannya, hartanya, ketentraman dan kebahagiaanya dan apa saja yang
ada secara zahir maupun batin mulai dari rambut-rambut di kepalanya
hingga ke kuku-kuku kakinya , bahkan sampai niat-niatnya, partikel
partikel kalbunya, dorongan nafsunya, kesemuanya itu telah mengikuti
Allah taala sedemikian rupa sebagaimana anggota anggota tubuh yang
dimiliki seseorang taat mengikuti orang itu. Ringkasnya hal itu harus
terbukti bahwa langkah kebenaran itu telah mencapai suatu derajat dimana
saja yang dia punyai sudah tidak lagi menjadi miliknya, melainkan telah
menjadi milik Allah taala. Dan segenap bagan tubuh serta kemampuan,
telah dikerahkakn untuk mengkhidmati ilahi, sekan-akan semua itu menjadi
bagian tubuh Al haq.
Dan dengan menelaah ayat-ayat itu, hal inipun tampil dengan jelas dan
nyata bahwa mewakafkan hidup di jalan Allah taala yang merupakan
hakikat Islam ada dua maaam,.
Pertama, menyatakan hanya Allah taala itulah zat yang disembah ,
dituju dan dicinta serta tidak menyekutukan apapun dalam penyembahan,
kecintaaan, takut dan harapan terhadap-Nya. Dan hal-hal yan berkaitan
dengan pengkudusan-Nya, pemujian terhdap-Nya, penyembahan-nya dan
segenap tata krama penyembahan-Nya, hukum-hukum-Nya, periintah perintah
dan larangan-larangan-nya serta hal-hal yang berkaitan dengan keputusan
dan takdir samawi , kesemuanya itu diterima dengan sepenuh hati.
Kemudian sepenuhnya menggali segenap kebenaran suci dan
makrifat-makrafiat suci yang merupakan sarana untuk mengetahui
qudrat-qudrat-Nya yag maha luas, dan yang merupakan perantara untuk
mengetahui derajat tinggi permerintah dan kerajaan-Nya, serta yang
merupakan suatu penunutun kokoh untuk mengenali kemurkaan-kemurkaan dan
anugerah-anugerah-Nya.
Jenis kedua, mewakafkan hidup di jalan Allah taala adalah mewakafkan
hidup dalam mengkhidmati, bersikap solider sependeritaaan membantu
mencarikan jalan, membantu memikul beban dan benar-benar merasakan
kepedihan hamba-hamba-Nya. Menanggung penderitaan untuk memberikan
ketentraman pada orang-orag lain, dsan rela merasakan kepedihan atas
diri sendiri demi kesejahteraan orang lain.
Dari pernyataaan ini diketahui bahwa hakikat Islam sangat mulia. Dan
seorang manusia tidak pernah dapat secara hakiki menyandang sebutan
mulia sebagai warga Islam selama dia belum menyerahkan kepada Allah
seluruh wujudnya bersama segenap kemampuan, keinginan dan kehendaknya.
Dan mencabut diri dari keakuannya (egosime) serta dari segenap hal yang
berkaitan dengn itu, dan menjauhi jalan keakuan tersebut.
Jadi, secara hakiki seseorang itu baru dapat dikatakan Muslim tatkala
timbul suatu revolusi besar di dalam kehidupannya yang penuh kelalaian.
Kemudian, eksistensi wujud nafs amarah yang dia miliki berserta segenap
doronganya srentak punah. Lalu , setelah maut tersebut, di dalam
dirinya mulai timbul kehidupan baru sebagai orang yang berbuat kebaikan
demi Allah. Dan itu adalah suatu kehidupan suci yang di dalamnya tidak
terdapat apapun kecuali ketaatan terhadap Sang Khalik dan sikap solider
terhadap sesama makhluk.
Ketaatan terhadap sang khalik adalah demikian, yakni dia siap untuk
menerima kehinaan dan kenistaan demi menzahirkan kehormatan,
keperkasaan, serata keesaan-Nya. Dan dia siap menerima ribuan kematian
demi menghidupkan tauhid-Nya. Dan dalam ketaatan terhadap-Nya, satu
tangan bisa rela memotong tangan yang lain. Dan dalam kecintaaan akan
keagungan perintah-Nya serta dalam kehausan akan keridhoaan-Nya dia
membenci dosa sedemikian rupa seakan-akan dosa itu adalah suatu api yang
siap melahap ,atau bagai racun yang mematikan ,atau sebuah halilintar
yang dapat menghanguskan, sehingga harus melarikan diri dari dosa dengan
segenap kemampuannya. Ringksanya, untuk mengikuti kehendak-Nya, kita
harus meninggalkan segenap kehendak jiwa kita. dan untuk melekat
dengan-Nya , terimalah sayatan-sayatan luka yang sangat menyakitkan .d
an untuk memberikan bukti ikatan-denganya, putuskanlah segenap ikatan
nafsu.
Dan mengkhidmati makhluk Allah adsaalah dmeikian, yakni sekian banyak
kebutuhan makhluk dan sekian banyak faktor serta jalan yang dicipatakan
Sang Pembagi azali untuk membuat sebagian membutuhkan sebagian lainnya,
dalam seenap hal tersebut memberikan manfaat kepada makkhluk
semata-mata demi Allah dengan solidaritas hakiki tanpa maksud tertentu
serta dengan solidaritas sejati yang dapat timbul dari dirinya. Dan
membantu setiap yang membutuh kan bantuan , melalui kemampuan anugerah
Allah. Dan menganugerahkan semua kekuatan untuk mengadakan perbaikan
dunia dan akhirat bagi makhluk-makhluk.
Jadi inilah ketaatan dan pengkhdimatan demi Allah yang sangat mulia,
yang bercampuur dengn kasiih sayag dan kecintaan, serta dipenuhi oleh
ketulusan dan sikap meerendahkan diri. Inilah Islam dan hakikat Islam
serta intisari yang diraih setelah memperoeh kematian dari nafs,
dorongan alami, nafsu dan kehendak.” (Ainah Kamalaat-e-Islam, hal 57-62)
Arti Islam
demikian berita atau artikel Arti Islam kali ini, semoga dapat memberi manfaat dan informasi untuk para netter semua. terimakaish sudah berkunjung di blog kami, jangan lupa berkunjung lagi di blog kami ya, sampai jumpa di postingan artikel dan berita lainnya.
Anda sedang membuka dan membaca artikel atau berita Arti Islam dengan alamat link https://kambbo-islam.blogspot.com/2012/08/arti-islam.html
komentar pertama saya
ReplyDelete