Judul : BAGAIMANA PUASA UMAT TERDAHULU
link : BAGAIMANA PUASA UMAT TERDAHULU
BAGAIMANA PUASA UMAT TERDAHULU
Puasa telah
dilakukan oleh umat-umat
terdahulu. Kama kutiba 'alal ladzina
min qablikum (Sebagaimana
diwajibkan atas (umat-umat) yang
sebelum kamu). Dari segi ajaran agama, para ulama menyatakan
bahwa semua agama
samawi, sama dalam prinsip-prinsip pokok
akidah, syariat, serta akhlaknya.
Ini berarti bahwa
semua agama samawi mengajarkan keesaan
Allah, kenabian, dan
keniscayaan hari kemudian. Shalat, puasa, zakat, dan berkunjung
ke tempat tertentu sebagai pendekatan
kepada Allah adalah
prinsip-prinsip syariat yang
dikenal dalam agama-agama
samawi. Tentu saja
cara dan kaifiatnya
dapat berbeda, namun
esensi dan tujuannya sama.
Kita dapat
mempertanyakan mengapa puasa menjadi kewajiban bagi umat islam dan
umat-umat terdahulu?
Manusia memiliki kebebasan
bertindak memilih dan
memilah aktivitasnya, termasuk
dalam hal ini,
makan, minum, dan berhubungan badan.
Binatang khususnya binatang-binatang tertentu tidak
demikian. Nalurinya telah mengatur ketiga kebutuhan pokok
itu, sehingga misalnya
ada waktu atau musim berhubungan badan bagi mereka. Itulah hikmah Ilahi demi memelihara
kelangsungan hidup binatang yang bersangkutan,
dan atau
menghindarkannya dari kebinasaan.
Manusia sekali
lagi tidak demikian. Kebebasan yang dimilikinya bila tidak
terkendalikan dapat menghambat
pelaksanaan fungsi dan peranan yang
harus diembannya. Kenyataan menunjukkan bahwa orang-orang yang
memenuhi syahwat perutnya melebihi kadar yang diperlukan, bukan
saja menjadikannya tidak lagi
menikmati makanan atau
minuman itu, tetapi
juga menyita aktivitas lainnya kalau
enggan berkata menjadikannya
lesu sepanjang hari.
Syahwat seksual
juga demikian. Semakin dipenuhi
semakin haus bagaikan penyakit
eksim semakin digaruk semakin nyaman dan menuntut, tetapi
tanpa disadari menimbulkan borok.
Potensi dan
daya manusia betapa
pun besarnya memiliki keterbatasan, sehingga
apabila aktivitasnya telah
digunakan secara
berlebihan ke arah tertentu arah pemenuhan
kebutuhan faali misalnya
maka arah yang lain, mental spiritual akan terabaikan.
Nah, di sinilah diperlukannya pengendalian.
Sebagaimana
disinggung di atas, esensi puasa adalah
menahan atau mengendalikan
diri. Pengendalian ini
diperlukan oleh manusia, baik
secara individu maupun kelompok.
Latihan dan pengendalian
diri itulah esensi puasa.
Puasa dengan
demikian dibutuhkan oleh semua manusia, kaya atau miskin, pandai
atau bodoh, untuk
kepentingan pribadi atau masyarakat. Tidak
heran jika puasa
telah dikenal oleh umat-umat
sebelum umat Islam, sebagaimana diinformasikan
oleh Al-Quran.
Dari penjelasan
ini, kita dapat
melangkah untuk menemukan salah satu
jawaban tentang rahasia pemilihan bentuk
redaksi pasif dalam menetapkan kewajiban
puasa. Kutiba 'alaikumush shiyama
(diwajibkan atas kamu puasa), tidak
menyebut siapa yang
mewajibkannya?
Bisa saja
dikatakan bahwa pemilihan bentuk
redaksi tersebut disebabkan
karena yang mewajibkannya
sedemikian jelas dalam hal ini
adalah Allah Swt.
Tetapi boleh jadi
juga untuk mengisyaratkan bahwa
seandainya pun bukan
Allah yang mewajibkan puasa,
maka manusia yang menyadari manfaat puasa,
dan akan
mewajibkannya atas dirinya sendiri. Terbukti motivasi berpuasa (tidak
makan atau mengendalikan diri) yang selama ini dilakukan
manusia, bukan semata-mata
atas dorongan ajaran agama. Misalnya
demi kesehatan, atau kecantikan tubuh, dan bukankah
pula kepentingan pengendalian
diri disadari oleh
setiap makhluk
yang berakal?
Di sisi
lain bukankah Nabi Saw. bersabda, "Seandainya umatku mengetahui
(semua keistimewaan) yang dikandung oleh
Ramadhan, niscaya mereka
mengharap seluruh bulan menjadi Ramadhan."
BAGAIMANA PUASA UMAT TERDAHULU
demikian berita atau artikel BAGAIMANA PUASA UMAT TERDAHULU kali ini, semoga dapat memberi manfaat dan informasi untuk para netter semua. terimakaish sudah berkunjung di blog kami, jangan lupa berkunjung lagi di blog kami ya, sampai jumpa di postingan artikel dan berita lainnya.
Anda sedang membuka dan membaca artikel atau berita BAGAIMANA PUASA UMAT TERDAHULU dengan alamat link https://kambbo-islam.blogspot.com/2012/09/bagaimana-puasa-umat-terdahulu.html
0 comments
Post a Comment