Judul : PERBEDAAN PUASA DAN TAKWA
link : PERBEDAAN PUASA DAN TAKWA
PERBEDAAN PUASA DAN TAKWA
Takwa terambil
dari akar kata
yang bermakna menghindar, menjauhi, atau
menjaga diri. Kalimat
perintah ittaqullah secara harfiah
berarti, "Hindarilah,
jauhilah, atau jagalah dirimu dari
Allah"
Makna ini tidak
lurus bahkan mustahil dapat dilakukan makhluk. Bagaimana
mungkin makhluk menghindarkan diri dari
Allah atau menjauhi-Nya, sedangkan "Dia (Allah) bersama kamu di
mana pun kamu
berada." Karena itu perlu disisipkan
kata atau kalimat untuk meluruskan
maknanya. Misalnya kata
siksa atau yang semakna
dengannya, sehingga perintah bertakwa mengandung arti perintah untuk
menghindarkan diri dari siksa Allah.
Sebagaimana kita
ketahui, siksa Allah ada dua macam.
- Siksa di dunia akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum Tuhan yang ditetapkan-Nya berlaku di alam raya ini, seperti misalnya, "Makan berlebihan dapat menimbulkan penyakit," "Tidak mengendalikan diri dapat menjerumuskan kepada bencana", atau "Api panas, dan membakar", dan hukum-hukum alam dan masyarakat lainnya.
- Siksa di akhirat, akibat pelanggaran terhadap hukum syariat, seperti tidak shalat, puasa, mencuri, melanggar hak-hak manusia, dan 1ain-lain yang dapat mengakibatkan siksa neraka.
Syaikh Muhammad
Abduh menulis, "Menghindari siksa atau hukuman Allah, diperoleh
dengan jalan menghindarkan diri dari segala yang dilarangnya
serta mengikuti apa yang diperintahkan-Nya. Hal ini dapat
terwujud dengan rasa takut dari siksaan dan atau takut dari yang
menyiksa (Allah Swt ). Rasa takut ini,
pada mulanya timbul
karena adanya siksaan, tetapi seharusnya ia timbul karena
adanya Allah Swt. (yang menyiksa)."
Dengan demikian
yang bertakwa adalah
orang yang merasakan kehadiran Allah
Swt. setiap saat, "bagaikan melihat-Nya atau kalau yang
demikian tidak mampu dicapainya, maka paling tidak, menyadari bahwa
Allah melihatnya,"
sebagaimana bunyi sebuah hadis.
Tentu banyak
cara yang dapat dilakukan
untuk mencapai hal tersebut, antara
1ain dengan jalan berpuasa. Puasa seperti yang dikemukakan
di atas adalah
satu ibadah yang
unik. Keunikannya antara
lain karena ia
merupakan upaya manusia meneladani Allah
Swt.
PUASA MENELADANI
SIFAT-SIFAT ALLAH
Beragama menurut
sementara pakar adalah
upaya manusia meneladani sifat-sifat Allah, sesuai dengan kedudukan
manusia sebagai makhluk.
Nabi Saw. memerintahkan, "Takhallaqu biakhlaq
Allah" (Berakhlaklah (teladanilah) sifat-sifat Allah).
Di sisi lain, manusia mempunyai kebutuhan
beraneka ragam, dan yang terpenting
adalah kebutuhan fa'ali, yaitu
makan, minum, dan hubungan
seks. Allah Swt. memperkenalkan diri-Nya antara lain sebagai
tidak mempunyai anak atau istri:
Bagaimana Dia memiliki anak, padahal Dia
tidak memiliki istri? (QS Al-An'am [6]: 101)
Dan sesungguhnya Mahatinggi kebesaran
Tuhan kami. Dia tidak beristri dan tidak pula beranak (QS
Al-Jin
[72]: 3).
Al-Quran juga
memerintahkan Nabi Saw. untuk menyampaikan, Apakah aku jadikan pelindung selain Allah
yang menjadikan langit dan bumi padahal Dia
memberi makan dan tidak diberi makan...? (QS Al-An'am
[6]: 14).
Dengan berpuasa,
manusia berupaya dalam tahap awal dan minimal mencontohi sifat-sifat tersebut. Tidak makan dan tidak
minum, bahkan memberi
makan orang lain (ketika berbuka puasa),
dan tidak pula
berhubungan seks, walaupun pasangan ada.
Tentu saja
sifat-sifat Allah tidak terbatas
pada ketiga hal itu, tetapi
mencakup paling tidak
sembilan puluh sembilan sifat yang
kesemuanya harus diupayakan untuk diteladani sesuai dengan kemampuan
dan kedudukan manusia sebagai makhluk
ilahi. Misalnya Maha
Pengasih dan Penyayang, Mahadamai, Mahakuat, Maha Mengetahui,
dan lain-lain. Upaya peneladanan ini
dapat mengantarkan manusia
menghadirkan Tuhan dalam
kesadarannya, dan bila
hal itu berhasil
dilakukan, maka takwa
dalam pengertian di
atas dapat pula dicapai.
Karena itu,
nilai puasa ditentukan
oleh kadar pencapaian kesadaran tersebut bukan pada sisi
lapar dan dahaga sehingga dari
sini dapat dimengerti
mengapa Nabi Saw. menyatakan
bahwa, "Banyak orang yang
berpuasa, tetapi tidak memperoleh dari
puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga."
PERBEDAAN PUASA DAN TAKWA
demikian berita atau artikel PERBEDAAN PUASA DAN TAKWA kali ini, semoga dapat memberi manfaat dan informasi untuk para netter semua. terimakaish sudah berkunjung di blog kami, jangan lupa berkunjung lagi di blog kami ya, sampai jumpa di postingan artikel dan berita lainnya.
Anda sedang membuka dan membaca artikel atau berita PERBEDAAN PUASA DAN TAKWA dengan alamat link https://kambbo-islam.blogspot.com/2012/09/perbedaan-puasa-dan-takwa.html
0 comments
Post a Comment